Hujan
itu pun turun. Memberikan kesejukan dan hawa kesegaran yang khas. Padahal
sekarang sudah melewati tengah hari. Memang, bulan ini sudah memasuki musim
penghujan. Menyenangkan memang, kau tidak harus berpanas-panasan ketika pulang sekolah.
Namun itu tidak berlaku untuk saat seperti ini. Saat ketika kau terjebak di
sekolah dan tidak bisa pulang!
Hujan
turun semakin deras. Dalam hati aku menyalahkan seorang kakak kelas yang
membimbing kami dalam kegiatan BTA yang memang rutin diadakan setiap hari Kamis
pada saat sepulang sekolah. Kakak kelas itu membelit-belitkan perkataannya dan
memberikan berbagai macam nasihat –Yang sejujurnya menurutku tidak terlalu
penting, sudah sering kudengar nasihat semacam itu tiap hari-. Seperti… “Di
rumah belajar yang rajin,” atau… “Jika akan belajar berdo’a dulu,” atau lagi…
“Jangan mainan HP jika ada guru di kelas,”. Saat memberikan nasihat, saat itu
cuaca masih mendung dan belum hujan.
Menyebalkan!
Tepat saat kakak kelas itu memulangkan kami, tetesan liquid yang jatuh dari
langit atau yang sering disebut hujan itu pun… Turun.
Dan
akhirnya kau pun tidak bisa pulang ke rumah. Bayangan tentang secangkir teh
hangat pun sempat terlintas dalam benakku. Aku semakin menyalahkan kakak kelas
itu! Untuk saat-saat seperti ini aku begitu merindukan rumahku dengan berbagai
kehangatan dan kenyamanan di dalamnya.
Semua
kelas sudah dikunci. Dan aku hanya bisa berteduh di pelataran kelas dan
merapatkan diriku di dinding luar kelas. Itu tidak cukup! Lebar pelataran itu
kurang dari satu meter. Percikan air tetap bisa membasahi seragamku hingga aku
merasa kedinginan. Sial! Aku mengumpat dalam hati.
Ditambah
lagi aku sendirian. Memang masih banyak siswa disini yang belum pulang dan
masih berteduh . Tetapi aku tidak begitu mengenal mereka. Entah kenapa aku
tidak melihat seorang pun dari teman sekelasku. Entah mereka nekat pulang atau
atau berteduh di sisi lain sekolah. Aku tidak tahu.
Hujan
turun semakin deras. Dengan disertai sambaran petir yang keras. Aku menatap
langit yang begitu rata berwarna abu-abu. Ahh… sepertinya aku harus bersabar
untuk menunggu sedikit lebih lama redanya hujan ini!!!
Wuluhan,
11 Februari 2013
Nina
Amelia Pramesti Dewi / X.6 / 31
0 komentar:
Posting Komentar