Hujan dalam Sepi

| Jumat, 25 Oktober 2013


Hujan itu pun turun. Memberikan kesejukan dan hawa kesegaran yang khas. Padahal sekarang sudah melewati tengah hari. Memang, bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Menyenangkan memang, kau tidak harus berpanas-panasan ketika pulang sekolah. Namun itu tidak berlaku untuk saat seperti ini. Saat ketika kau terjebak di sekolah dan tidak bisa pulang!

Hujan turun semakin deras. Dalam hati aku menyalahkan seorang kakak kelas yang membimbing kami dalam kegiatan BTA yang memang rutin diadakan setiap hari Kamis pada saat sepulang sekolah. Kakak kelas itu membelit-belitkan perkataannya dan memberikan berbagai macam nasihat –Yang sejujurnya menurutku tidak terlalu penting, sudah sering kudengar nasihat semacam itu tiap hari-. Seperti… “Di rumah belajar yang rajin,” atau… “Jika akan belajar berdo’a dulu,” atau lagi… “Jangan mainan HP jika ada guru di kelas,”. Saat memberikan nasihat, saat itu cuaca masih mendung dan belum hujan.

Menyebalkan! Tepat saat kakak kelas itu memulangkan kami, tetesan liquid yang jatuh dari langit atau yang sering disebut hujan itu pun… Turun.

Dan akhirnya kau pun tidak bisa pulang ke rumah. Bayangan tentang secangkir teh hangat pun sempat terlintas dalam benakku. Aku semakin menyalahkan kakak kelas itu! Untuk saat-saat seperti ini aku begitu merindukan rumahku dengan berbagai kehangatan dan kenyamanan di dalamnya.

Semua kelas sudah dikunci. Dan aku hanya bisa berteduh di pelataran kelas dan merapatkan diriku di dinding luar kelas. Itu tidak cukup! Lebar pelataran itu kurang dari satu meter. Percikan air tetap bisa membasahi seragamku hingga aku merasa kedinginan. Sial! Aku mengumpat dalam hati.

Ditambah lagi aku sendirian. Memang masih banyak siswa disini yang belum pulang dan masih berteduh . Tetapi aku tidak begitu mengenal mereka. Entah kenapa aku tidak melihat seorang pun dari teman sekelasku. Entah mereka nekat pulang atau atau berteduh di sisi lain sekolah. Aku tidak tahu.

Hujan turun semakin deras. Dengan disertai sambaran petir yang keras. Aku menatap langit yang begitu rata berwarna abu-abu. Ahh… sepertinya aku harus bersabar untuk menunggu sedikit lebih lama redanya hujan ini!!!
Wuluhan, 11 Februari 2013
Nina Amelia Pramesti Dewi / X.6 / 31

0 komentar:

Posting Komentar

Next
▲Top▲